translate  
		screen_rotation  
bookmark_border format_list_numbered  		 
		refresh  
	 
	
	
	
﴾ بردة ﴿ الفصل الثاني : اَلتَّحْذِيْرُ فِى هَوَى النَّفْسِ Bagian kedua: Peringatan Tentang Bahaya Hawa Nafsu 
مَوْلَايَ صَلِّي وَسَلِّمْ دَآئِماً أَبَدًا Ya Tuhanku, limpahkanlah selalu rahmat ta’dzim dan keselamatan 
عَلَى حَبِيْبِكَ خَيْرِ الْخَلْقِ كُلِّهِمِ Atas kekasih-Mu yang terbaik di antara seluruh makhluk. 
يَا رَبِّ  بالْمُصْطَفٰى بَلِّغْ مَقَاصِدَنَا Wahai Tuhanku, dengan beekat Mushtafa (Nabi Muhammad SAW), sampaikanlah maksud-maksud kami 
وَاغْفِرْ لَنَا مَا مَضَى يَا وَاسِعَ الكَرَمِ Berikan ampunan bagi kami atas dosa yang telah silam. Wahai Zat yang luas kemurahan-Nya 
فَإِنَّ أَمّارَتِىْ بِالسُّوْءِ مَا اتَّعَظَتْ Sungguh nafsu amarahku pada nasehat tak terima, karena berangkat dari ketidaktahuannya 
مِنْ جَهْلِهَا بِنَذِيرِ الشَّيْبِ وَالْهَرَمِ Adanya peringatan berupa uban di kepala dan ketidakberdayaan tubuh akibat umur senja 
وَلَآ أَعَدَّتْ مِنَ الْفِعْلِ الَجَمِيْلِ قِرٰى Nafsu amarahku tak mampu bersiap-siap diri, dengan mengerjakan amal baik yang bernilai 
ضَيْفٍ أَلَمَّ بِرَأْسِيْ غَيْرَ مُحْتَشَمِ Untuk menyambut kedatangan tamu yang pasti, tamu yang singgah di kepala dan tiada malu lagi 
لَوْ كُنْتُ أَعْلَمُ أَنِّـيْ مَآ أُوَ قِّرُهٗ Jikalau aku tahu bahwa diriku tak mampu menghormati tamu 
كَتَمْتُ سِرًّا بَدَا لِيْ مَنْهُ بِالكَتَمِ Maka lebih baik kusembunyikan diriku dengan cara menyemiruban dikepala 
مَنْ لِيْ بِرَدِّ جِمَاحٍ مِّنْ غَوَايَتِهَا Siapakah gerangan? yang sanggup mengendalikan nafsuku dari kesesatan  
كَمَا يُرَدُّ جِمَاحُ الْخَيْلِ بِاللُّجُمِ Sebagaimana kuda liar yang terkendalikan dengan tali kekangan 
فَلَا تَرُمْ بِالْمَعَاصِيْ كَسْرَ شَهْوَتِهَا Jangan mengharap dapat mematahkan hawa nafsumu dengan jalan maksiat  
إِنَّ الطَّعَامَ يُقَوِّيْ شَهْوَةَ النَّهِمِ Karena segala kelezatan dan kenikmatan justruakan makin membangkitkan keserakahan 
وَالنَّفْسُ كَالطّفِلِ إِنْ تُهْمِلْهُ شَبَّ عَلٰى Nafsu bagai bayi, bila kau biarkan ia akan tetap menyusu 
حُبِّ الرَّضَاعِ وَإِنْ تَفْطِمْهُ يَنْفَطِمِ Namun apabila engkau sapih, maka ia akan tinggalkan kebiasaan menyusu itu 
فَاصْرِفْ هَوَاهَا وَحَاذِرْ أَنْ تُوَلِّيَهٗ Maka jauhkan nafsumu dari kenikmatan syahwat, jangan biarkan ia berkuasa 
إِنَّ الْهَوٰى مَا تَوَلّٰى يُصْمِ أَوْ يَصِمِ Karena jika ia berkuasa ia akan membunuhmu dan membuatmu tercela 
وَرَاعِهَا وَهْيَ فِى الْأَعْمَالِ سَآئِمَةٌ Gembalakanlah nafsumu dengan baik di dalam lapangan amal 
وَإِنْ هِيَ اسْتَحْلَتِ الْمَرْعٰى فَلَاتُسِمِ Jika nafsu merasa nyaman dalam kebaikan, maka tetap jaga dan jangan kau lengah 
كَمْ حَسّنَتْ لَذَّةً لِّلْمَرْءِ قَاتِلَةً Kerap ia goda manusia dengan kelezatan yang mematikan 
مِنْ حَيْثُ لَمْ يَدْرِ أَنَّ السُّمَّ فِى الدَّسَمِ Tanpa ia sadar akan racun yang terdapat dalam lezatnya makanan 
وَاخْشَ الدَّسَآئِسَ مِنْ جُوعٍ وَّمِنْ شِبَعٍ Takutlah akan malapetaka yang tersembunyi karena lapar dan kenyang 
فَرُبَّ مَخْمَصَةٍ شَرٌّ مِّنَ التُّخَمِ Terkadang kelaparan lebih berbahaya dari pada kekenyangan 
وَاسْتَفْرِغِ الدَّمْعَ مِنْ عَيْنٍ قَدِ امْتَلَأَتْ Deraikanlah airmata, dari pelupuk mata yang penuh noda dosa 
مِنَ الْمَحَارِمِ وَالْزَمْ حِمْيَةَ النَّدَمِ Peliharalah rasa sesal dan kecewa karena dosa 
وَخَالِفِ النَّفْسَ وَالشَّيْطَانَ وَاعْصِهِمَا Lawanlah hawa nafsu dan setan durhaka, dan awasilah keduanya 
وَإِنْ هُمَا مَحَضَاكَ النُّصْحَ فَاتَّهِمِ Jika mereka tulus menasehati, maka engkau harus mencurigainya 
وَلاَ تُطِعْ مِنْهُمَا خَصْمًا وَّلاَحَكَمًا Janganlah engkau taat kepada nafsu dan setan, baik selaku musuh atau selaku hakim 
فَأَنْتَ تَعْرِفُ كَيْدَ الْخَصْمِ وَالْحَكَمِ Sebab engkau sudah tahu dengan nyata, bagaimana tipu dayanya seorang musuh maupun seorang hakim 
أَسْتَغْفِرُاللّٰهَ مِنْ قَوْلٍ بِلاَعَمَلٍ Kumohon pengampunan kepada Allah, atas ucapan yang tanpa pengamalan 
لَقَدْ نَسَبْتُ بِهٖ نَسْلًا لِّذِيْ عُقُمِ Sungguh ,hal itu laksana orang mandul tak berketurunan 
أَمَرْتُكَ الْخَيْرَ لٰكِنْ مَّاأْتَمَرْتُ بِهٖ Engkau ku perintah lakukan amal kebaikan, namun aku sendiri enggan mengerjakan 
وَمَا اسْتَقَمْتُ فَمَا قَوْلِيْ لَكَ اسْتَقِمِ Maka tiada berguna ucapanku agar kau berlaku benar, sedangkan diriku sendiri dalam kelalaian 
وَلاَ تَزَوَّدْتُ قَبْلَ الْمَوْتِ نَافِلَــةً Dan diriku tiada menambah bekal amal ibadah kesunahan, sebelum kematian datang 
ولَمْ أُصَلِّ سِوٰى فَرْضٍ وَّلَمْ أَصُمِ Dan tidak pula aku shalat dan puasa, kecuali hanya ibadah yang wajib saja 
الفصل الثاني : اَلتَّحْذِيْرُ فِى هَوَى النَّفْسِ Bagian kedua: Peringatan Tentang Bahaya Hawa Nafsu 
 مَوْلَايَ صَلِّي وَسَلِّمْ دَآئِماً أَبَدًا ۞  عَلَى حَبِيْبِكَ خَيْرِ الْخَلْقِ كُلِّهِمِ  Ya Tuhanku, limpahkanlah selalu rahmat ta’dzim dan keselamatan.  Atas kekasih-Mu yang terbaik di antara seluruh makhluk.. 
 يَا رَبِّ  بالْمُصْطَفٰى بَلِّغْ مَقَاصِدَنَا ۞  وَاغْفِرْ لَنَا مَا مَضَى يَا وَاسِعَ الكَرَمِ  Wahai Tuhanku, dengan beekat Mushtafa (Nabi Muhammad SAW), sampaikanlah maksud-maksud kami.  Berikan ampunan bagi kami atas dosa yang telah silam. Wahai Zat yang luas kemurahan-Nya. 
 فَإِنَّ أَمّارَتِىْ بِالسُّوْءِ مَا اتَّعَظَتْ ۞  مِنْ جَهْلِهَا بِنَذِيرِ الشَّيْبِ وَالْهَرَمِ  Sungguh nafsu amarahku pada nasehat tak terima, karena berangkat dari ketidaktahuannya.  Adanya peringatan berupa uban di kepala dan ketidakberdayaan tubuh akibat umur senja. 
 وَلَآ أَعَدَّتْ مِنَ الْفِعْلِ الَجَمِيْلِ قِرٰى ۞  ضَيْفٍ أَلَمَّ بِرَأْسِيْ غَيْرَ مُحْتَشَمِ  Nafsu amarahku tak mampu bersiap-siap diri, dengan mengerjakan amal baik yang bernilai.  Untuk menyambut kedatangan tamu yang pasti, tamu yang singgah di kepala dan tiada malu lagi. 
 لَوْ كُنْتُ أَعْلَمُ أَنِّـيْ مَآ أُوَ قِّرُهٗ ۞  كَتَمْتُ سِرًّا بَدَا لِيْ مَنْهُ بِالكَتَمِ  Jikalau aku tahu bahwa diriku tak mampu menghormati tamu.  Maka lebih baik kusembunyikan diriku dengan cara menyemiruban dikepala. 
 مَنْ لِيْ بِرَدِّ جِمَاحٍ مِّنْ غَوَايَتِهَا ۞  كَمَا يُرَدُّ جِمَاحُ الْخَيْلِ بِاللُّجُمِ  Siapakah gerangan? yang sanggup mengendalikan nafsuku dari kesesatan .  Sebagaimana kuda liar yang terkendalikan dengan tali kekangan. 
 فَلَا تَرُمْ بِالْمَعَاصِيْ كَسْرَ شَهْوَتِهَا ۞  إِنَّ الطَّعَامَ يُقَوِّيْ شَهْوَةَ النَّهِمِ  Jangan mengharap dapat mematahkan hawa nafsumu dengan jalan maksiat .  Karena segala kelezatan dan kenikmatan justruakan makin membangkitkan keserakahan. 
 وَالنَّفْسُ كَالطّفِلِ إِنْ تُهْمِلْهُ شَبَّ عَلٰى ۞  حُبِّ الرَّضَاعِ وَإِنْ تَفْطِمْهُ يَنْفَطِمِ  Nafsu bagai bayi, bila kau biarkan ia akan tetap menyusu.  Namun apabila engkau sapih, maka ia akan tinggalkan kebiasaan menyusu itu. 
 فَاصْرِفْ هَوَاهَا وَحَاذِرْ أَنْ تُوَلِّيَهٗ ۞  إِنَّ الْهَوٰى مَا تَوَلّٰى يُصْمِ أَوْ يَصِمِ  Maka jauhkan nafsumu dari kenikmatan syahwat, jangan biarkan ia berkuasa.  Karena jika ia berkuasa ia akan membunuhmu dan membuatmu tercela. 
 وَرَاعِهَا وَهْيَ فِى الْأَعْمَالِ سَآئِمَةٌ ۞  وَإِنْ هِيَ اسْتَحْلَتِ الْمَرْعٰى فَلَاتُسِمِ  Gembalakanlah nafsumu dengan baik di dalam lapangan amal.  Jika nafsu merasa nyaman dalam kebaikan, maka tetap jaga dan jangan kau lengah. 
 كَمْ حَسّنَتْ لَذَّةً لِّلْمَرْءِ قَاتِلَةً ۞  مِنْ حَيْثُ لَمْ يَدْرِ أَنَّ السُّمَّ فِى الدَّسَمِ  Kerap ia goda manusia dengan kelezatan yang mematikan.  Tanpa ia sadar akan racun yang terdapat dalam lezatnya makanan. 
 وَاخْشَ الدَّسَآئِسَ مِنْ جُوعٍ وَّمِنْ شِبَعٍ ۞  فَرُبَّ مَخْمَصَةٍ شَرٌّ مِّنَ التُّخَمِ  Takutlah akan malapetaka yang tersembunyi karena lapar dan kenyang.  Terkadang kelaparan lebih berbahaya dari pada kekenyangan. 
 وَاسْتَفْرِغِ الدَّمْعَ مِنْ عَيْنٍ قَدِ امْتَلَأَتْ ۞  مِنَ الْمَحَارِمِ وَالْزَمْ حِمْيَةَ النَّدَمِ  Deraikanlah airmata, dari pelupuk mata yang penuh noda dosa.  Peliharalah rasa sesal dan kecewa karena dosa. 
 وَخَالِفِ النَّفْسَ وَالشَّيْطَانَ وَاعْصِهِمَا ۞  وَإِنْ هُمَا مَحَضَاكَ النُّصْحَ فَاتَّهِمِ  Lawanlah hawa nafsu dan setan durhaka, dan awasilah keduanya.  Jika mereka tulus menasehati, maka engkau harus mencurigainya. 
 وَلاَ تُطِعْ مِنْهُمَا خَصْمًا وَّلاَحَكَمًا ۞  فَأَنْتَ تَعْرِفُ كَيْدَ الْخَصْمِ وَالْحَكَمِ  Janganlah engkau taat kepada nafsu dan setan, baik selaku musuh atau selaku hakim.  Sebab engkau sudah tahu dengan nyata, bagaimana tipu dayanya seorang musuh maupun seorang hakim. 
 أَسْتَغْفِرُاللّٰهَ مِنْ قَوْلٍ بِلاَعَمَلٍ ۞  لَقَدْ نَسَبْتُ بِهٖ نَسْلًا لِّذِيْ عُقُمِ  Kumohon pengampunan kepada Allah, atas ucapan yang tanpa pengamalan.  Sungguh ,hal itu laksana orang mandul tak berketurunan. 
 أَمَرْتُكَ الْخَيْرَ لٰكِنْ مَّاأْتَمَرْتُ بِهٖ ۞  وَمَا اسْتَقَمْتُ فَمَا قَوْلِيْ لَكَ اسْتَقِمِ  Engkau ku perintah lakukan amal kebaikan, namun aku sendiri enggan mengerjakan.  Maka tiada berguna ucapanku agar kau berlaku benar, sedangkan diriku sendiri dalam kelalaian. 
 وَلاَ تَزَوَّدْتُ قَبْلَ الْمَوْتِ نَافِلَــةً ۞  ولَمْ أُصَلِّ سِوٰى فَرْضٍ وَّلَمْ أَصُمِ  Dan diriku tiada menambah bekal amal ibadah kesunahan, sebelum kematian datang.  Dan tidak pula aku shalat dan puasa, kecuali hanya ibadah yang wajib saja.